Laman

Sabtu, 18 Oktober 2014

DI ANTARA GAGAL FAHAM NAHDLATUL ULAMA

Besaran penganut Nahdlatul Ulama yang di perkirakan ada sekitar 60jutaan orang itu asal tembak
Dorrr…. setiap orang yang berfahaman kepada madzhab Asy-Safi’iy adalah NU sebab NU adalah organisasi yang bertaqlid kepadanya. Apa iYaaa…; padahal tidak setiap yang berfaham syafi'iyyah itu NU.

Dorrr… setiap Muslim yang bertradisi adalah NU sebab NU punya semboyan tradisionalisme.NU tidak menyadari kalau organisasi yang lain daripadanya juga tidak menolak adat atau tradisi asal adat itu tidak bertentangan dengan Aqidah Islam.

NU adalah Ahlussunnah waljama’ah dan yang lain tidak ??

Menurut NU,ahlussunnah waljama’ah itu fiqihnya menganut satu dari empat madzhab,tidak halal TALFIQ (mengaduk semua pendapat dalam satu ibadah).
Aqidahnya menganut Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
NU provokasikan kepada Ummat Islam,kalau kelompok-kelompok selain ia yaitu yang tidak bertaqlid pada satu madzhab dan yang tidak menganut faham Asy’ariyyah dan Maturidiyyah mereka adalah bukan ahlussunnah waljama’ah.
NU provokasikan kalau Islamnya penduduk Negara arab saudi itu berfaham wahaby,penduduk Negara arab saudi itu berfaham radikal seperti khawarij,dengan begitu dengan tajamnya lidah yang melahirkan fitnahan ini NU mensebutkan bahwa faham resmi yang  di anut oleh pemerintah arab saudi yang di ikuti oleh rakyat di sana adalah keluar dari faham Ahlussunnah Waljama’ah.
NU menuduh kelompok-kelompok atau organisasi da’wah yang aktifitasnya jihad dengan jiwa dan raga menserukan kepada tegaknya Syari’at Islam,ialah terroris/wahhaby/khawarij dan bukan Ahlussunnah Waljama’ah. Padahal khawarij adalah kelompok yang memberontak pemerintahan Islam di akhir masa keKhalifahan Utsman bin affan kemudian di  masa kekhalifahan Ali bin abi thalib Radhia Allahu Anhuma. Khawarij membuat suasana rusuh sehingga perang fisik,keadaan kepemimpinan dan pemerintahan menjadi kacau balau,ummat Islam tidak lagi taat kepada satu kekhalifahan,masa itu ummat islam menjadi berfirqoh-firqoh. Tentu sangat tidak sambung jika keadaan ini di samakan dengan keadaan kepemimpinan dan system pemerintahan Indonesia yang menganut asas terbuka bernama pancasila,pemimpinya tidak wajib beragama islam,undang-undangnya tidak Kitabullah,implement undang-undangnya tidak merujuk kepada sunnatur-rasul Muhammad saw.
Harakah-harakah da’wah wal-jihad li I’lai kalimatillah wali tha’atillah secara kaffah dan mengembalikan kepada suasana ta’at satu kepemimpinan muslimin dan daulah Islamiyyah dan berhukum kepada Kitabillah di nyatakan khawarij oleh NU dengan membenturkan keadaan di masa keKhalifahan Utsman dan Ali ra. dengan keadaan yang berbeda masa sekarang yaitu masa yang ummat Islam tidak  punya Khalifah,masa yang ummat Islam telah mendirikan negri masing-masing dengan system,mekanisme,peratutan yang tidak mengangkat kitabullah,sunnah Rasulullah.

عن عرفجة بن شريج ر. قال :سمعت رسول الله ص. يقول : من اتاكم وامركم جميع على واحد يريد ان يفرق جماعتكم فاقتلوه. مسلم
Artinya :
Dari Arfajah bin syuraij : Siapa saja yang datang kepada kalian, sementara semua urusan kalian ada di tangan satu orang (Khalifah).ia hendak mencerai-beraikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia.
Hadits diatas sesungguhnya bermaksud “jama’ah” adalah khalifah atau pemimpin muslimun atas dasar baiat untuk melaksanakan syari’at islam sebagai dasar hukumah. Maka siapa yang keluar dan mempunya niat membelot dan hendak merusak jama’ah yang telah berdiri itu,ia wajib di perangi.
Semetara ulama bahkan imam2 madzhab yang empat sepakat atas wajibnya satu dalam imamah/khalifah,dan mereka melarang membangkang. Membangkang menurut mereka adalah :
الخروج عن طاعة الامام الحق بغير حق. والباغى هو الخارج عن الطاعة الواجبة عليه للامام الحق بغير حق. واتفق الأئمة الأربعة على ان الامامة فرض, وانه لابد للمسلمين من امام يقيم شعائر الدين وينتصف المظلومين من الظالمين, وعلى انه لايجوز ان يكون للمسلمين فى وقت واحد فى جميع الدنيا امامان لا متفقان ولا مفترقان, وعلي ان الامامة لا تجوز لامرأة ولا كافر ولا صبي لم يبلغ,ولا مجنون, وعلى ان الامام الكامل تجب طاعته فى كل ما يأمر به ما لم يكن معصية, وعلى ان احكام الامام واحكام من ولاه نافذة, وعلى انه اذا خرج على امام المسلمين او عن طاعته طائفة ذات شوكة وان كان لهم تأويل مشتبه ومطاع فيهم فانه يباح للامام قتالهم حتى يفيؤا الى امرالله فاذا فاؤا كف عنهم.
Lihat bulughul maram bab “qitalu ahlil baghy”.
Maka jauh dari faham agama sesiapa yang sangkutkan ahlussunnah waljama’ah hanya degan faham maturidiyyah atau asy’ariyyah. Justeru siapa yang menghalangi da’wah atau seruan untuk mengembalikan kejayaan Islam dengan bingkai Khilafah maka ialah yang keluar dari ijma muslimin, ia bukan ahlussunnah sebab ia meremehkan sunnah-sunnah kecil malahan ia memutuskan melakukan kemakruhan itu tidak apa-apa.

ia bukan ahlussunnah waljama’ah sebab ia inkar sunnah terbesar yaitu menyatukan Muslimin dalam imamah dan ia bukan ahlussunnah sebab ia meremehkan sunnah-sunnah kecil malahan ia memutuskan melakukan kemakruhan itu tidak apa-apa.

Bukhari meriwayatkan dari Junadah bin Abi Umayyah yang berkata: “Kami menjenguk Ubadah bin Shamit yang sedang sakit. Kami berkata—semoga Allah senantiasa memberi kebaikan kepadamu—sampaikan pada kami hadis yang dengannya Allah memberi manfaat padamu, yang telah kamu dengar dari Nabi Saw. Ia berkata:

دَعَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ فَقَالَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ
Nabi Saw memanggil kami, lalu kami membaiatnya. Beliau bersabda terkait apa yang beliau ambil dari kami, yaitu agar kami berbaiat untuk mendengar dan taat, baik ketika kami senang dan benci, ketika kami dalam kesulitan dan lapang, serta tidak mementingkan diri kami, juga kami tidak akan merebut urusan (kekuasaan) dari yang berhak—Beliau menambahkan dengan sabdanya—kecuali kalian melihat kekufuran yang nyata, dimana terkait kekufuran itu kalian punya bukti dari Allah (dalil yang qath’iy).
Bagaimana dengan Negara Indonesia atas dasar pancasila dan uud 45 yang majemuk,apakah pemimpin negri ini di wajibkan dari orang yang beragama islam,wajib shalat,wajib mengambil dasar-dasar islam untuk memutuskan setiap perkara ?? “tidak” itu jawabnya. Bagaimana NU mengatakan pancasila itu tidak beda dengan Islam kalau tidak mewajibkan yang wajib dan tidak mengharamkan yang haram dengan dasar Syari’at Allah.
Hizbut-Tahrir (HT) selama ini tidak melakukan pemberontakan seperti jama’ah islamiyah (JI) karena HT tahu larangan melakukan kerusuhan,HT melakukan aktifitas da’wahnya dengan membangun opini,menyadarkan ummat pada pentingnya Khilafah dan melakukan thalabun-nushroh kepada pemerintah dan institusi-institusinya dengan ma’ruf.
Jika HT dan harakah-harakah da’wah mengkafirkan system atau ideologi yang di anut oleh suatu Negara maka tidak benar kalau harakah-harakah da’wah waljihad itu di katakan mengkafirkan pribadi orangnya,namun benar telah menjadi bagian manusia yang fasiq jika seseorang itu dengan kesadaranya menolak hukum Allah dan hanya mengambil hukum buatan manusia dengan dasar voting,ia membiarkan segala macam kedurhakaan,kema'siatan,bahkan ia memberikan perlindungan pada kema'siatan yang di kemas dengan gaya modern,padahal ia muslim.

mari membuang faham yang membatasi ruang ahlussunnah waljama'ah hanya ia yang mengikuti aqidah asy'ariyah dan maturidiyyah dan yang taqlid pada satu madzhab di antara madzhab yang empat.

Toleransi NU yang keliru terhadap khilafiyah fiqh ibadah sehingga munculkan provokasi

Langsung pada pertanyaan:
Adakah keharusan atau tuntutan pukul kentongan atau bedug ketika masuk waktu shalat fardhu ?
Adakah tuntutan bernyanyi/berdzikir/bershalawat di antara adzan dan iqamat dengan suara keras ?
Adakah keharusan membaca shalawat keatas Nabi ketika hendak kumandangkan adzan,dan di sela dua khutbah jum’ah ?
Adakah keharusan melakukan dua adzan pada shalat jum’ah ?
Adakah keharusan mengikuti ritual-ritual yasinan,tahlilan,barzanjiyahan,upacara haul dan peringatan hari-hari kematian  yang rutin di lakukan oleh NU ?
Adakah keharusan melakukan qunut shubuh ?

Apakah kami salah jika tidak ambil bagian kedalam ritual-ritual tersebut,bahkan menjadikan ibadah kami tidak sah dan tidak baik untuk di ikuti ?

Saya ajukan persualan-persualan tersebut sebab begitulah yang pernah saya alami yaitu di tuntut untuk turut melaksanakan hal-hal di atas. Padahal saya katakan,saya bisa turut pada ritual tersebut tetapi saya tidak senang jika saya di tuntut aktif dan rutin melakukanya,sebab bukanlah ia kesunahan apalagi kewajiban yang mesti di lakukan.

NU sangat antipati pada persepsi yang beda dengan persepsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar