Laman

Kamis, 05 April 2012

Sejarah ringkas kota MEKKAH

Mekah pada zaman kuno terletak digaris lalu lintas perdagangan antara yaman (Arabia selatan) dan Syam dekat lautan tengah. kedua negara ini zaman dahulu telah mencapai peradaban yang tinggi dan di hubungkan oleh beberapa negeri-negeri kecil antara lain mekkah. dipandang dari segi geografis,kota mekkah hampir terletak di tengah-tengah jazirah Arabia. oleh karena itu  kabilah-kabilah arab dari segala penjuru tidaklah terlalu sulit untuk mencapai mekkah,seperti halnya penduduk kota mekkah,tidaklah amat sukar bagi mereka bepergian ke negeri-negeri tetangganya seperti Syam,Hirah dan Yaman. Tidaklah mengherankan bila mana semangat dagang berkembang di kalangan penduduk mekkah.
Dalam kota mekkah itu terdapat rumah suci yang disebut Baitullah Atau Ka'bah. Bangsa Arab pada umumnya memuliakan tempat suci ini. pembangunan baitullah ini menurut sejarah islam dilakukan oleh nabi ibrahim as. bersama puteranya ismail as. Ismail as. kemudian menikah dengan penduduk mekkah dari suku Jurhum yang berasal dari Yaman dan terus menetap di kota ini turun menurun. Ketrurunan Nabi Ismail ini di sebut Banu ismail dan Adnaniyyun.
Pada waktu bendungan besar di Ma'rib di arabia selatan pecah dan menimbulkan malapetaka besar pada penduduknya,maka kabilah-kabilah arab selatan ini berbondong-bondong meninggalkan daerahnya menuju ke arah utara. diantara mereka satu rombongan yang di pimpin oleh Harits bin 'Amir yang begelar Khuza'ah berpindah menuju mekkah; mereka berhasil mengalahkan penduduk mekkah dari suku Jurhum dan seterusnya menjadi penguasa  atas negeri ini turun temurun.
Dalam masa pemerintahan khuza'ah inilah banu isma'il berkembang biak dan dengan berangsur-angsur mereka meninggalkan negeri ini bertebaran ke pelosok-pelosok jazirah arab. Hanya yang tinggal di kota ini dari banu isma'il ialah suku Quraisy. Mereka sama sekali tak punya kekuasaan atas kota mekkah ini dan juga Ka'bah.
Kira-kira abad ke 5 M. seorang pemimpin kabilah Quraisy yang bernama Qushai telah berhasil merebut kota Mekkah dari tangan kaum Khuza'ah,setalah mereka berabad-abad tinggal di kota Mekkah. Kekuasaan yang di rebutnya itu meliputi bidang pemerintahan dan keagamaan. Dengan demikian Qushai menjadi pemimpin Agama dan Pemerintahan kota Mekkah. Di bidang pemerintahan Qushai meletakkan dasar-dasar demokrasi dia membagi-bagi kekuasaan antara pemimpin Quraisy. Untuk tempat bermusyawarah para pemimpin itu di bangunya balai permusyawaratan yang mereka namakan "Daarunnadwah". ditempat inilah mereka membahas dan memecahkan segala permasalahan yang timbul dalam masyarakat. Ketua dari balai ini adalah Qushai sendiri. Kukuasaan dan kepemimpinan  Qushai atas kota Mekkah ini mendapat dukungan dari segenap kabilah-kabilah arab. pada masa-masa selanjutnya,nampaknya pertumbuhan kota Mekkah dengan organisasinya yang sederhana ini,terlebih sesudah kerajaan Himyariyah di arabia selatan mulai runtuh kira-kira pada permulaan abad ke 6 M. kesadaran bahwa kepentingan kota harus lebih di utamakan dari kepentingan suku sendiri,sudah pula tumbuh pada penduduk kota Mekkah. Segala sengketa antara mereka selalu dapat diselesaikan dengan damai. Mereka menghindari pertumpahan darah didaerah kota Mekkah,karena hal itu dapat menodai kesucian kota itu yang sudah menjadi kepercayaan sejak berabad-abad lamanya. Selain daripada itu merekapun sangat berkepentingan akan ketentraman kota Mekkah. Setiap tahun pada bulan-bulan Haji bangsa arab dari segala penjuru,datang berkunjung ke Mekkah sebagai suatu kewajiban agama. Kaum Quraisylah yang diberikan kepercayaan oleh bangsa arab untuk menjaga kesucian dan keamanan kopta Mekkah ini.