Besaran penganut Nahdlatul Ulama yang di perkirakan ada sekitar 60jutaan orang itu asal tembak
Dorrr….
setiap orang yang berfahaman kepada madzhab Asy-Safi’iy adalah NU sebab
NU adalah organisasi yang bertaqlid kepadanya. Apa iYaaa…; padahal
tidak setiap yang berfaham syafi'iyyah itu NU.
Dorrr…
setiap Muslim yang bertradisi adalah NU sebab NU punya semboyan
tradisionalisme.NU tidak menyadari kalau organisasi yang lain
daripadanya juga tidak menolak adat atau tradisi asal adat itu tidak
bertentangan dengan Aqidah Islam.
NU adalah Ahlussunnah waljama’ah dan yang lain tidak ??
Menurut
NU,ahlussunnah waljama’ah itu fiqihnya menganut satu dari empat
madzhab,tidak halal TALFIQ (mengaduk semua pendapat dalam satu ibadah).
Aqidahnya menganut Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
NU
provokasikan kepada Ummat Islam,kalau kelompok-kelompok selain ia yaitu
yang tidak bertaqlid pada satu madzhab dan yang tidak menganut faham
Asy’ariyyah dan Maturidiyyah mereka adalah bukan ahlussunnah waljama’ah.
NU
provokasikan kalau Islamnya penduduk Negara arab saudi itu berfaham
wahaby,penduduk Negara arab
saudi itu berfaham radikal seperti khawarij,dengan begitu dengan
tajamnya lidah yang melahirkan fitnahan ini NU mensebutkan bahwa faham
resmi yang di anut oleh pemerintah arab saudi yang di ikuti oleh rakyat
di sana adalah keluar dari faham Ahlussunnah Waljama’ah.
NU
menuduh kelompok-kelompok atau organisasi da’wah yang aktifitasnya jihad
dengan jiwa dan raga menserukan kepada tegaknya Syari’at Islam,ialah
terroris/wahhaby/khawarij dan bukan Ahlussunnah Waljama’ah. Padahal
khawarij adalah kelompok yang memberontak pemerintahan Islam di akhir
masa keKhalifahan Utsman bin affan kemudian di masa kekhalifahan Ali
bin abi thalib Radhia Allahu Anhuma. Khawarij membuat suasana rusuh
sehingga perang fisik,keadaan kepemimpinan dan pemerintahan menjadi
kacau balau,ummat Islam tidak lagi taat kepada satu kekhalifahan,masa
itu ummat islam menjadi berfirqoh-firqoh. Tentu sangat tidak sambung
jika keadaan ini di samakan dengan keadaan kepemimpinan dan system
pemerintahan Indonesia yang menganut asas terbuka bernama
pancasila,pemimpinya tidak wajib beragama islam,undang-undangnya tidak
Kitabullah,implement undang-undangnya tidak merujuk kepada
sunnatur-rasul Muhammad saw.
Harakah-harakah da’wah wal-jihad li
I’lai kalimatillah wali tha’atillah secara kaffah dan mengembalikan
kepada suasana ta’at satu kepemimpinan muslimin dan daulah Islamiyyah
dan berhukum kepada Kitabillah di nyatakan khawarij oleh NU dengan
membenturkan keadaan di masa keKhalifahan Utsman dan Ali ra. dengan
keadaan yang berbeda masa sekarang yaitu masa yang ummat Islam tidak
punya Khalifah,masa yang ummat Islam telah mendirikan negri
masing-masing dengan system,mekanisme,peratutan yang tidak mengangkat
kitabullah,sunnah Rasulullah.
عن عرفجة بن شريج ر. قال :سمعت رسول الله ص. يقول : من اتاكم وامركم جميع على واحد يريد ان يفرق جماعتكم فاقتلوه. مسلم
Artinya :
Dari
Arfajah bin syuraij : Siapa saja yang datang kepada kalian, sementara
semua urusan kalian ada di tangan satu orang (Khalifah).ia hendak
mencerai-beraikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia.
Hadits diatas
sesungguhnya bermaksud “jama’ah” adalah khalifah atau pemimpin muslimun
atas dasar baiat untuk melaksanakan syari’at islam sebagai dasar
hukumah. Maka siapa yang keluar dan mempunya niat membelot dan hendak
merusak jama’ah yang telah berdiri itu,ia wajib di perangi.
Semetara
ulama bahkan imam2 madzhab yang empat sepakat atas wajibnya satu dalam
imamah/khalifah,dan mereka melarang membangkang. Membangkang menurut
mereka adalah :
الخروج عن طاعة الامام الحق
بغير حق. والباغى هو الخارج عن الطاعة الواجبة عليه للامام الحق بغير حق.
واتفق الأئمة الأربعة على ان الامامة فرض, وانه لابد للمسلمين من امام يقيم
شعائر الدين وينتصف المظلومين من الظالمين, وعلى انه لايجوز ان يكون
للمسلمين فى وقت واحد فى جميع الدنيا امامان لا متفقان ولا مفترقان, وعلي
ان الامامة لا تجوز لامرأة ولا كافر ولا صبي لم يبلغ,ولا مجنون, وعلى ان
الامام الكامل تجب طاعته فى كل ما يأمر به ما لم يكن معصية, وعلى ان احكام
الامام واحكام من ولاه نافذة, وعلى انه اذا خرج على امام المسلمين او عن
طاعته طائفة ذات شوكة وان كان لهم تأويل مشتبه ومطاع فيهم فانه يباح للامام
قتالهم حتى يفيؤا الى امرالله فاذا فاؤا كف عنهم.
Lihat bulughul maram bab “qitalu ahlil baghy”.
Maka
jauh dari faham agama sesiapa yang sangkutkan ahlussunnah waljama’ah
hanya degan faham maturidiyyah atau asy’ariyyah. Justeru siapa yang
menghalangi da’wah atau seruan untuk mengembalikan kejayaan Islam dengan
bingkai Khilafah maka ialah yang keluar dari ijma muslimin, ia bukan
ahlussunnah sebab ia meremehkan sunnah-sunnah kecil malahan ia
memutuskan melakukan kemakruhan itu tidak apa-apa.
ia
bukan ahlussunnah waljama’ah sebab ia inkar sunnah terbesar yaitu
menyatukan Muslimin dalam imamah dan ia bukan ahlussunnah sebab ia
meremehkan sunnah-sunnah kecil malahan ia memutuskan melakukan
kemakruhan itu tidak apa-apa.
Bukhari meriwayatkan dari
Junadah bin Abi Umayyah yang berkata: “Kami menjenguk Ubadah bin Shamit
yang sedang sakit. Kami berkata—semoga Allah senantiasa memberi kebaikan
kepadamu—sampaikan pada kami hadis yang dengannya Allah memberi manfaat
padamu, yang telah kamu dengar dari Nabi Saw. Ia berkata:
دَعَانَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ فَقَالَ
فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي
مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا
وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا
بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ
“
Nabi Saw
memanggil kami, lalu kami membaiatnya. Beliau bersabda terkait apa yang
beliau ambil dari kami, yaitu agar kami berbaiat untuk mendengar dan
taat, baik ketika kami senang dan benci, ketika kami dalam kesulitan dan
lapang, serta tidak mementingkan diri kami, juga kami tidak akan
merebut urusan (kekuasaan) dari yang berhak—Beliau menambahkan dengan
sabdanya—kecuali kalian melihat kekufuran yang nyata, dimana terkait
kekufuran itu kalian punya bukti dari Allah (dalil yang qath’iy).”
Bagaimana
dengan Negara Indonesia atas dasar pancasila dan uud 45 yang
majemuk,apakah pemimpin negri ini di wajibkan dari orang yang beragama
islam,wajib shalat,wajib mengambil dasar-dasar islam untuk memutuskan
setiap perkara ?? “tidak” itu jawabnya. Bagaimana NU mengatakan
pancasila itu tidak beda dengan Islam kalau tidak mewajibkan yang wajib
dan tidak mengharamkan yang haram dengan dasar Syari’at Allah.
Hizbut-Tahrir
(HT) selama ini tidak melakukan pemberontakan seperti jama’ah islamiyah
(JI) karena HT tahu larangan melakukan kerusuhan,HT melakukan aktifitas
da’wahnya dengan membangun opini,menyadarkan ummat pada pentingnya
Khilafah dan melakukan thalabun-nushroh kepada pemerintah dan
institusi-institusinya dengan ma’ruf.
Jika HT dan harakah-harakah
da’wah mengkafirkan system atau ideologi yang di anut oleh suatu Negara
maka tidak benar kalau harakah-harakah da’wah waljihad itu di katakan
mengkafirkan pribadi orangnya,namun benar telah menjadi bagian manusia
yang fasiq jika seseorang itu dengan kesadaranya menolak hukum Allah dan
hanya mengambil hukum buatan manusia dengan dasar voting,ia membiarkan
segala macam kedurhakaan,kema'siatan,bahkan ia memberikan perlindungan
pada kema'siatan yang di kemas dengan gaya modern,padahal ia muslim.
mari
membuang faham yang membatasi ruang ahlussunnah waljama'ah hanya ia
yang mengikuti aqidah asy'ariyah dan maturidiyyah dan yang taqlid pada
satu madzhab di antara madzhab yang empat.
Toleransi NU yang keliru terhadap khilafiyah fiqh ibadah sehingga munculkan provokasi
Langsung pada pertanyaan:
Adakah keharusan atau tuntutan pukul kentongan atau bedug ketika masuk waktu shalat fardhu ?
Adakah tuntutan bernyanyi/berdzikir/bershalawat di antara adzan dan iqamat dengan suara keras ?
Adakah keharusan membaca shalawat keatas Nabi ketika hendak kumandangkan adzan,dan di sela dua khutbah jum’ah ?
Adakah keharusan melakukan dua adzan pada shalat jum’ah ?
Adakah
keharusan mengikuti ritual-ritual
yasinan,tahlilan,barzanjiyahan,upacara haul dan peringatan hari-hari
kematian yang rutin di lakukan oleh NU ?
Adakah keharusan melakukan qunut shubuh ?
Apakah
kami salah jika tidak ambil bagian kedalam ritual-ritual
tersebut,bahkan menjadikan ibadah kami tidak sah dan tidak baik untuk di
ikuti ?
Saya ajukan persualan-persualan tersebut sebab
begitulah yang pernah saya alami yaitu di tuntut untuk turut
melaksanakan hal-hal di atas. Padahal saya katakan,saya bisa turut pada
ritual tersebut tetapi saya tidak senang jika saya di tuntut aktif dan
rutin melakukanya,sebab bukanlah ia kesunahan apalagi kewajiban yang
mesti di lakukan.
NU sangat antipati pada persepsi yang beda dengan persepsinya.